Oleh : Sihab
AKIDAH
BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASULNYA
Disusun Oleh :
Mohamad Sihabudin, M.Pd.
1. Pengantar Ilmu
Akidah menurut bahasa
berarti ikatan, sedangkan menurut istilah, akidah adalah kepercayaan dan
keyakinan kepada Allah. Ilmu akidah sering juga disebut dengan ilmu tauhid (
mengesakan Allah ) kenapa demikian, karena tauhid itu adalah bagian terpenting
dalam ilmu Aqidah.
Ada tiga ilmu penting yang harus
bahkan hukumnya wajib untuk dipelajari oleh setiap orang yang mengaku dirinya
sebagai muslim sejati. Diantarnya adalah ilmu fikih, tasawuf ( akhlaq ) dan
ilmu akidah atau tauhid.
Pada makalah ini kita akan khusus
mempelajari Sebagian kecil dari ilmu akidah atau tauhid. Dengan mempelajari
ilmu akidah, manusia akan mengetahui bahwa Allah itu maha esa, maha kuasa dan
Allah tidak sama dengan ciptan-Nya. Kita tidak akan kenal dengan Allah apabila
kita tidak mempelajari ilmu ini dan kita tidak akan masuk syurga apabila kita
tidak kenal dengan Sang pencipta.
Kita wajib tahu sifat – sifat
Allah yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan kita juga wajib tahu bahwa
Allah telah mengutus para nabi dan rasul. Oleh karena itu mari kita awali
kegiatan tholabul ilmi ini dengan menghafal sifat Allah dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan utusan Allah.
2. Sifat – sifat wajib bagi Allah ( Sifat yang pasti ada pada
Allah )
a.
Wujud
Sifat Wujud menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang benar-benar ada.
Keberadaan Allah SWT tidak terbatas pada waktu, tempat, atau kondisi apa pun. Allah
SWT ada sebelum segala sesuatu ada dan keberadaan-Nya adalah keberadaan yang
hakiki.
Wujud Allah adalah sumber keberadaan bagi segala yang ada, dan dari-Nya
lahirlah segala bentuk eksistensi.Keberadaan-Nya adalah keberadaan yang mutlak,
tanpa batasan atau ketergantungan pada faktor eksternal
b.
Qidam
Sifat wajib Allah SWT selanjutnya adalah Qidam. Sifat Qidam menunjukkan
bahwa Allah SWT adalah Dzat yang ada sebelum segala sesuatu. Dia kekal dan
abadi, tidak terikat oleh waktu atau keadaan. Qidam menegaskan bahwa keberadaan
Allah SWT tidak terbatas pada waktu karena Dia Maha Awal yang ada sebelum
segala sesuatu diciptakan.
Di sisi lain, sifat Qidam juga menunjukkan bahwa Allah
SWT tidak memiliki permulaan dan tidak akan pernah berakhir
c.
Baqa ( Baqo )
Allah SWT memiliki sifat Baqa, yang berarti kekekalan atau keabadian.
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak akan pernah binasa atau berubah,
Dia kekal dan abadi selama-lamanya. Kekekalan Allah SWT berarti tidak ada yang
dapat menghentikan atau mengubah-Nya, karena Dia adalah Maha Pencipta segala
sesuatu. Baqa juga mencerminkan keesaan dan ketidaktergantungan. Dalam hal ini,
Allah tidak berubah dan tidak terpengaruh oleh perubahan atau kerusakan apapun.
Keabadian-Nya menjamin bahwa tidak ada yang bisa menghancurkan-Nya atau mengakhiri-Nya.
d.
Mukholafatu Lil
Hawaditsi
Sifat Mukhalafatu Lil Hawaditsi menunjukkan bahwa
Allah SWT berbeda dengan segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Dia tidak terikat
oleh sifat-sifat makhluk, seperti perubahan, kelemahan, atau ketergantungan.
Allah SWT tetap abadi dan tidak berubah.
Mukhalafatu Lil Hawaditsi menegaskan, bahwa Allah SWT
tidak memiliki kesamaan atau ketergantungan dengan segala sesuatu yang
diciptakan-Nya. Allah SWT adalah Maha Sempurna dan tidak terikat oleh
hukum-hukum alam yang Dia ciptakan
e.
Qiyamuhu Binafsihi
Allah SWT memiliki sifat Qiyamuhu Binafsihi, yang
berarti bahwa Allah SWT berdiri sendiri dengan diri-Nya sendiri. Dia tidak
memerlukan bantuan atau dukungan dari siapapun untuk eksis atau berdiri. Allah
SWT adalah Dzat yang berdiri sendiri, tidak tergantung pada siapapun. Hal ini
menunjukkan bahwa segala yang ada dalam alam semesta ini tunduk pada kehendak Nya
yang mutlak, tanpa ada yang bisa menghalangi-Nya. Allah SWT adalah dzat yang
mandiri dan tidak tergantung pada siapapun, yang menegaskan bahwa
keberadaan-Nya tidak memerlukan bantuan dari siapapun.
f.
Wahadaniyah
Sifat wajib Allah SWT selanjutnya, yaitu Wahadaniyah.
Sifat ini menegaskan bahwa Allah SWT adalah Esa dan tidak ada yang serupa
dengan-Nya. Allah SWT adalah satu-satunya dzat yang memiliki keesaan
mutlak. Tidak ada yang bisa menandingi atau menyamai-Nya dalam sifat dan
keesaan-Nya. Wahadaniyah Allah SWT adalah dasar dari semua keyakinan dalam
Islam tentang keesaan Tuhan. Sifat ini menegaskan bahwa Allah tidak terbagi
atau terpecah belah dalam keberadaan atau sifat-Nya. Allah SWT adalah
satu-satunya yang memiliki kekuatan mutlak, kebijaksanaan, dan keberadaan yang
abadi.
g.
Qudrat
Sifat Qudrat menunjukkan bahwa Allah SWT memiliki
kekuasaan yang mutlak atas segala sesuatu. Kekuasaan-Nya mencakup segala aspek
penciptaan, pemeliharaan, dan pengaturan alam semesta ini. Tidak ada yang dapat
menandingi atau menghalangi kehendak-Nya, karena kekuasaan-Nya tidak terbatas. Melalui
kekuasaan-Nya, Allah SWT menciptakan segala sesuatu dari tiada menjadi ada, dan
mengatur alam semesta sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Kekuasaan-Nya tidak
terbatas oleh waktu atau ruang, dan tidak ada yang bisa menghalangi-Nya dalam
menegakkan kehendak-Nya.
h.
Iradat
Sifat Iradat menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi
di alam semesta ini terjadi dengan kehendak Allah SWT. Apa pun yang
terjadi, baik dalam penciptaan maupun keputusan-Nya, semuanya dilakukan sesuai
dengan kehendak-Nya yang mutlak. Iradat Allah mencerminkan bahwa Dia adalah
Dzat yang memiliki kehendak yang bebas dan tak terbatas. Kehendak-Nya adalah
kehendak yang penuh hikmah dan keadilan, yang mengatur segala sesuatu di alam
semesta ini.
i.
Ilmun ( Ilmu)
Sifat Ilmun menunjukkan bahwa sifat wajib Allah
SWT adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. Ilmu Allah SWT mencakup segala
sesuatu yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Allah
SWT tidak hanya mengetahui apa yang ada di permukaan, tetapi juga apa yang
tersembunyi dalam hati dan pikiran setiap makhluk. Ilmun Allah SWT adalah
sumber dari pengetahuan dan kebijaksanaan yang tidak terbatas, yang merupakan
fokus dari segala keyakinan dan keberlangsungan alam semesta.
j.
Hayat
Sifat Hayat menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Dzat
yang hidup dengan kehidupan yang sempurna dan abadi. Kehidupan-Nya tidak
tergantung pada apapun dan tidak terbatas oleh waktu atau kondisi. Allah SWT
adalah sumber dari segala kehidupan, yang tidak pernah terancam atau
berubah. Kehidupan Allah SWT adalah kehidupan yang hakiki dan sempurna,
yang meliputi kehidupan ruhani dan jasmani, serta abadi tanpa akhir.
k.
Sam’un (Sama’)
Sifat Sam’un menegaskan bahwa Allah SWT adalah Maha
Mendengar. Allah SWT mendengar segala yang diucapkan, baik secara terbuka
maupun dalam hati. Dengan sifat Sam’un-Nya, Allah tidak hanya mendengar
suara-suara, tetapi juga mengetahui makna di balik setiap ucapan dan perasaan
manusia. Dengan kata lain, Allah SWT tidak hanya mendengar apa yang kita
katakan, tetapi juga apa yang tidak kita katakan. Ia mengerti kebutuhan dan
kesulitan kita lebih baik daripada kita sendiri.
l.
Basar
Allah SWT memiliki sifat Basar, yang berarti
penglihatan yang sempurna. Penglihatan-Nya mencakup segala sesuatu, tidak ada
yang tersembunyi dari pandangan-Nya. Sifat Basar menegaskan bahwa Allah
SWT melihat segala sesuatu dengan sempurna, baik yang nyata maupun yang
tersembunyi. Allah SWT tidak hanya melihat apa yang terjadi di alam semesta
ini, tetapi juga memahami makna dan tujuan di balik setiap kejadian.
m.
Kalam
Sifat Kalam menunjukkan bahwa Allah SWT memiliki
firman yang merupakan wahyu-Nya kepada para Rasul. Firman Allah SWT adalah
manifestasi dari kehendak-Nya yang mutlak, sebagai pedoman hidup bagi umat
manusia. Firman Allah SWT adalah sumber hukum dan petunjuk yang sempurna untuk
manusia.
n.
Qadiran
Qadiran menunjukkan bahwa Allah SWT memiliki kekuasaan
yang mutlak atas segala sesuatu. Kekuasaan-Nya tidak terbatas dan Dia mampu
melakukan apa pun yang Dia kehendaki. Allah SWT menciptakan, mengatur, dan
mengendalikan alam semesta ini sesuai dengan kebijaksanaan-Nya yang agung.
Tidak ada yang bisa menandingi atau menghalangi kehendak-Nya yang mutlak.
o.
Muridan
Sifat Muridan menunjukkan bahwa Allah SWT Maha
Menghendaki dan kehendak-Nya terjadi tanpa ada yang bisa menghalangi atau
mengubahnya. Keinginan Allah SWT adalah yang paling baik dan yang terbaik untuk
seluruh ciptaan-Nya.
Allah menghendaki segala sesuatu dengan kehendak-Nya
yang sempurna dan benar, yang mencakup segala aspek kehidupan dan kenyataan.
Sifat Muridan ini mencerminkan bahwa Allah SWT adalah
Sang Pencipta yang memiliki kehendak yang tidak terbatas dalam menciptakan dan
mengatur alam semesta ini.
p.
Aliman
Sifat Aliman menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Maha
Mengetahui dengan pengetahuan yang sempurna dan
menyeluruh. Pengetahuan-Nya mencakup apa terjadi di masa lalu, sekarang,
maupun yang akan datang. Sungguh tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya
yang mendalam. Sifat wajib Allah SWT ini menunjukkan bahwa Dia mengetahui
semua yang ada di alam semesta ini, termasuk apa yang ada di dalam hati dan
pikiran setiap makhluk.
q.
Hayyan
Sifat Hayyan menunjukkan bahwa Allah SWT hidup dengan
kehidupan yang sempurna dan abadi. Kehidupan-Nya tidak tergantung pada apapun
dan tidak memiliki awal atau akhir.
Allah SWT adalah sumber dari segala kehidupan, yang
menunjukkan keabadian-Nya yang hakiki. Hayyan menggambarkan bahwa Allah SWT
adalah dzat yang hidup secara aktif dan tidak pernah mati atau berubah.
r.
Bashiran
Sifat Bashiran menunjukkan bahwa Allah SWT Maha
Melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Penglihatan-Nya sangat luas
dan tidak ada yang tersembunyi dari penglihatan-Nya. Bashiran mencerminkan
bahwa Allah SWT adalah Maha Mengetahui tentang keadaan manusia dan seluruh
alam. Bashiran adalah sifat wajib Allah SWT yang menyampaikan kabar
gembira kepada hamba-Nya. Allah SWT memberi kabar gembira tentang balasan bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, serta memberi peringatan bagi
orang-orang yang melakukan kejahatan.
s.
Mutakkaliman
Sifat Mutakkaliman menunjukkan bahwa Allah SWT
berbicara dengan kehendak-Nya sendiri. Firman Allah SWT merupakan wahyu yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya sebagai pedoman hidup bagi umat
manusia. Mutakalliman adalah sifat yang menegaskan bahwa Allah SWT berbicara
dengan kebenaran dan kebijaksanaan yang tidak terbatas, serta memberikan
pengajaran dan bimbingan yang bermanfaat bagi umat manusia. Wahyu yang Allah
turunkan merupakan bentuk kasih sayang-Nya terhadap umat manusia.Demikian
penjelasan mengenai sifat wajib Allah SWT yang perlu Sahabat ketahui. Maha
Benar Allah SWT atas segala apa yang Dia kehendaki.
3. Sifat - sifat Wajib Bagi Rasulullah ( sifat yang pasti ada
pada utusan Allah )
a.
Siddiq ( Jujur )
Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat jujur dalam
segala hal. Beliau tidak pernah berbohong dan selalu berbicara dengan kejujuran
yang tulus. Salah satu contoh konkret dari sifat sidik ini adalah ketika beliau
diberi gelar Al-Amin oleh masyarakat Mekkah karena kejujurannya yang luar
biasa. Rasulullah SAW selalu menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap aspek
kehidupan. Contoh lain adalah saat beliau menegaskan, “Kejujuran
membawa pada kebaikan dan kebaikan membawa pada Surga.” (Al-Bukhari).
b.
Amanah ( Dapat
dipercaya )
Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat dipercaya oleh
semua orang di sekitarnya. Beliau selalu menepati janji, menjaga kepercayaan,
dan tidak pernah mengecewakan harapan orang lain. Contoh konkret dari sifat
amanah ini adalah ketika beliau dipercaya oleh Khadijah RA untuk mengelola
kekayaan dan usaha dagangnya dengan penuh kepercayaan. Seperti yang
disampaikan dalam ayat, “Dan janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul-Nya dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 27).
c.
Tabligh (
Menyampaikan )
Rasulullah SAW adalah utusan Allah yang diutus untuk
menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Beliau dengan gigih dan
penuh keikhlasan menyampaikan risalah Allah SWT kepada semua orang, tanpa
pandang bulu. Contoh nyata dari sifat tablig ini adalah ketika beliau
menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam menyampaikan dakwah Islam,
namun tidak pernah menyerah dan terus berjuang dengan penuh semangat.
d.
Fathonah ( Cerdas )
Rasulullah SAW juga diberkahi dengan kecerdasan yang
luar biasa. Beliau mampu mengambil keputusan yang bijaksana dan tepat dalam
berbagai situasi. Salah satu contoh penerapan sifat fathonah ini adalah ketika
beliau merumuskan Perjanjian Hudaibiyah yang memperkuat hubungan antara Muslim
dan non-Muslim di Mekah. Beliau menunjukkan bahwa kecerdasan bukan hanya
tentang kecerdasan intelektual, tetapi juga tentang kebijaksanaan dalam
menghadapi setiap situasi.
Mengenai Sifat Rasul ini, penjelasan singkatnya adalah
sifat wajib bagi Rasul ( sifat yang pasti ada pada diri Rasul ), sifat mustahil bagi Rasul ( sifat yang pasti
tidak ada pada diri Rasul ) dan sifat jaiz bagi rasul (sifat yang bisa ada dan
bisa juga tidak ada yang disebut sifat kemanusiaan).
Sifat Wajib |
Sifat Mustahil |
Sifat Jaiz |
Siddiq = Jujur |
Kidzib = Berbohong |
‘Arodul basyariyyah = sifat kemanusian. Contoh : makan, menikah, tidur dan lain sebagainnya |
Amanah = Terpercaya |
Khiyanat = Berkhianat |
|
Tabligh = Menyampaikan |
Kitman = Menyembunyikan |
|
Fathonah = Cerdas |
Baladah = Bodoh |
4. Keluarga Nabi Muhammad
Pada bagian
akhir ini, kita akan mengenal lebih dalam mengenai Rasulullah dan orang – orang
yang Bersama dengan beliau. Diantara tanda cinta kita kepada Nabi Muhammad
yaitu dengan mengikuti langkahnya dan mengenal keluarganya.
a.
Nasab Nabi Muhammad
“salam kitab Sirah disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ,
dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib — nama asli Abdul Muttalib
adalah Syaibah bin Hasyim — nama asli Hasyim adalah Umar bin Abdu Manaf — nama
asli Abdu Manaf adalah Mughirah bin Qusayy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin
Lu’ayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin al-Nadlr bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrikah — nama asli Mudrikah adalah ‘Amr bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin
Ma’add bin ‘Adnan bin Udda — dilafalkan juga Udada bin Muqawwim bin Nahur bin
Tayrah bin Ya’ruba bin Yasyjuba bin Nabat bin Ismail bin Ibrahim — khalil
al-rahman — bin Tarih — dia adalah Azar — bin Nahur bin Sarug bin Ra’u bin
Falikh bin Aybar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh bin Lamak bin
Mattu Syalakh bin Akhnunkh — dia adalah Nabi Idris, bani Adam pertama yang
dianugerahi kenabian dan baca tulis — bin Yard bin Malayil bin Qainan bin
Yanisy bin Syits bin Adam 'alaihis salam.” (Imam Ibnu Hisyam, al-Sirah
al-Nabawiyyah, ed. Umar Abdul Salam Tadmuri, Dar al-Kutub al-‘Arab, 1990, juz
1, h. 11-16).
b.
Istri – istri Nabi
Muhammad SAW. ( mereka yang disebut dengan Ummul Mu’miniin )
Karena julukannya Ummul mu’miniin (ibu dari
orang-orang yang beriman) maka Wanita-wanita mulia ini tidak boleh dinikahi
oleh siapapun meskipun Rasulullah telah tiada.
Berikut nama-nama istri Rasulullah yang harus kita
ketahui:
1.
Sayyidah Khodijah binti
Khuwailid |
2.
Sayyidah Zainab binti
Khuzimah |
3.
Sayyidah ‘Aisyah binti
Abu bakar Assiddiq |
4.
Sayyidah Hafshoh binti
Umar bin Khattab |
5.
Sayyidah Saudah binti
Zam’ah |
6.
Sayyidah Shofiyyah binti khuyay
bin Akhtob |
7.
Sayyidah Maimunah binti
Kharist bin Khazn |
8.
Sayyidah Ummu Habibah (
Romlah binti Abi Sufyan ) |
9.
Sayyidah Ummu Salamah (
Hindun ) binti Abu Umayyah |
10.
Sayyidah Zainab binti
Jahsyin |
11.
Sayyidah Juwairiyyah
binti Harist Al-Huza’iyyah |
c. Putra dan putri Nabi Muhammad
Putra |
Putri |
Sayyid Qosim |
Sayyidah Zainab |
Sayyid Abdullah |
Sayyidah Ruqoyyah |
Sayyid Ibrohim |
Sayyidah Fatimah |
|
Sayyidah Ummu Kulsum |
5. Penutup
Demikian Penulis sampaikan sebagian
kecil daripada ilmu akidah yang bersumber dari kitab Tijan darori dan kitab
‘Aqidatul awam. InsyaAllah jika ada umur panjang serta kesempatan maka tulisan
ini akan dilanjutkan.
Dan Penulis mohon kepada Allah
yang maha pemurah agar memberikan rasa Ikhlas dalam beramal. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi setiap orang yang berpegang teguh pada akidah ini.