Kisah Nabi Muhammad dan Kisah Nabi Ibrahim
Oleh : Sihab
TARIKH ( SEJARAH ISLAM )
KISAH NABI MUHAMMAD DAN KISAH NABI IBRAHIM
Disusun Oleh :
Mohamad Sihabudin, M.Pd.
1.
PENGANTAR ILMU
Sejarah / kisah Nabi Adam sampai Nabi Muhammad
sangat berkaitan bahkan selalu berkelanjutan, ini menunjukkan bahwa islam bukan
ajaran yang datang tiba-tiba namun ajaran yang sudah ada sejak zaman Nabi Adam
sampai Nabi Muhammad yang berkaitan sampai saat ini. Contohnya seperti ibadah sholat
dan qurban yang sudah ada sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad yang sampai saat ini masih berlaku untuk kita amalkan.
Dengan mengetahui sejarah islam maka banyak
manfaat yang akan diperoleh, diantaranya dapat meningkatkan keimanan, menambah
wawasan atau pengetahuan dan semakin yakin terhadap kebenaran untuk diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu juga bentuk kecintaan kita kepada Nabi
Muhammad bisa dibuktikan dengan mengikuti langkahnya, bersholawat kepadanya dan
membaca sejarah perjuangannya. Membaca sejarah para nabi dan rasul,
khususnya Nabi Muhammad SAW memiliki banyak manfaat, di antaranya:
·
Meneladani sifat baik
·
Mengetahui akhlak Nabi
·
Memahami ajaran Islam
·
Menumbuhkan kecintaan
kepada Nabi
·
Mengetahui peran Nabi dalam
dakwah
·
Mengetahui perjuangan Nabi
·
Menjadi teladan bagi da'i
·
Meneguhkan hati umat Islam
2. KISAH NABI MUHAMMAD
Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul
Awal Tahun Gajah, sekitar tahun 570/571 M.
Nabi Muhammad SAW lahir dari pasangan
Abdullah dan Aminah.
Nabi Muhammad SAW dibesarkan oleh kakeknya,
Abdul Muthalib.
Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya, Abu
Thalib .
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi
yang jujur dan terpercaya, sehingga mendapat julukan "Al-Amin".
Nabi Muhammad SAW menikah dengan Khadijah
binti Khuwailid.
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama
pada usia 40 tahun.
Nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya dari
lingkungan terdekat dengan cara bersembunyi-sembunyi kemudian dilanjutkan
dengan cara terang-terangan.
Nabi Muhammad SAW wafat pada usia 63 tahun.
Nabi Muhammad
SAW merupakan rahmat bagi seluruh alam dan membawa cahaya petunjuk bagi yang
berada dalam kegelapan. Kita sebagai umatnya, memiliki tanggung jawab untuk
mengikuti jejak dan mengamalkan ajaran-ajaran beliau dalam kehidupan
sehari-hari.
Allah SWT
memberikan mukjizat luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW, yang tidak hanya
menunjukkan kebesaran Allah, tetapi juga mendukung kebenaran ajaran Islam.
Salah satu mukjizat yang paling terkenal adalah peristiwa pembelahan bulan,
yang terjadi ketika kaum Quraisy menantang Nabi untuk menunjukkan bukti
kenabiannya. Selain itu, mukjizat lain seperti air yang mengalir dari jari-jari
Nabi dan makanan yang melimpah meskipun jumlahnya sedikit, semakin memperkuat
keimanan para pengikutnya.
Wafatnya
Nabi Muhammad SAW.
Pada bulan
Shafar tahun 11 Hijriah, Nabi Muhammad SAW mulai jatuh sakit. Beliau menderita
demam tinggi selama beberapa hari hingga akhirnya berpulang ke rahmatullah pada
usia 63 tahun di pangkuan istrinya, Aisyah. Rasulullah wafat pada hari Senin,
12 Rabi’ul Awal, hari yang sama dengan kelahirannya. Kewafatan beliau merupakan
duka yang mendalam bagi seluruh umat Islam, namun ajaran dan teladannya terus
hidup hingga kini.
Kisah Pengemis Buta Yang Menghina
Nabi Muhammad
Ada seorang
pengemis buta di sudut pasar Madinah. Pengemis Yahudi tersebut merasa jijik dan
muak bila mendengar orang menyebut nama Muhammad. Bahkan, ia menuduh Nabi
Muhammad sebagai tukang sihir dan pembohong besar. Pengemis itu sering berkata
bahwa siapa pun mesti mewaspadai sosok bernama Muhammad.
Rasulullah SAW
sama sekali tak membenci dan dendam kepadanya. Beliau hanya tersenyum dan
selalu bersikap lembut terhadapnya. Nabi juga rela meluangkan waktu setiap pagi
untuk menyuapkan makanan kepada pengemis buta tersebut.
Kebiasaan
tersebut terus berlanjut dan si pengemis itu tidak tahu bahwa yang menyuapinya
makanan setiap hari ialah Nabi Muhammad, orang yang ia benci.
Setelah
Rasulullah wafat, tak ada yang datang menyuapkan makanan kepada si pengemis
buta tersebut. Selang beberapa waktu, Abu Bakar bin Shiddiq menggantikan
kebiasaan Nabi tersebut. berkat informasi yang diberikan oleh Aisyah RA.
Sesampainya di
sana, Abu Bakar ditegur oleh si pengemis tersebut, "Siapakah
Engkau?". Abu Bakar menjawab, "Aku orang yang biasa".
Pengemis itu
berkata lagi, "Bukan. Pasti engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.
Apabila ia datang, tak usah tangan ini memegang dan tak usah mulut ini
mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku. Dan, ia
terlebih dahulu dihaluskan makanan tersebut, setelah itu ia berikan
padaku".
Mendengar ucapan
si pengemis, Abu Bakar menangis dan berkata, "Aku memang bukan orang yang
biasa datang kepadamu. Aku merupakan salah satu sahabatnya. Orang yang biasa
menyuapi mu itu telah tiada. Ia adalah Nabi Muhammad, Rasulullah SAW".
Seketika, si
pengemis pun menangis mendengar penjelasan dari Abu Bakar. Dan ia berkata,
"Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia
tidak pernah memarahiku sedikit pun, ia mendatangiku dengan membawa makanan
tiap pagi, ia begitu mulia".
Kemudian pengemis yang membenci Nabi itu bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA.
Kisah – kisah Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim
adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan tauhid dan
mengajak manusia untuk menyembah Allah semata. Beliau dilahirkan di Babylonia,
sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Namrud yang sombong dan mengaku sebagai
tuhan. Nabi Ibrahim memiliki banyak kisah yang menarik dan menginspirasi, di
antaranya adalah:
Kisah Nabi Ibrahim Menolak Menyembah
Berhala
Sejak kecil,
Nabi Ibrahim sudah memiliki pemikiran yang cerdas dan kritis. Beliau tidak
percaya dengan berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya, termasuk ayahnya
sendiri yang merupakan pembuat patung berhala. Beliau merasa bahwa
berhala-berhala itu tidak memiliki kekuatan dan tidak layak disembah.
Suatu hari,
ketika kaumnya sedang pergi ke pesta, Nabi Ibrahim memanfaatkan kesempatan itu
untuk menghancurkan semua berhala di kuil dengan sebuah kapak. Beliau hanya
menyisakan berhala yang paling besar dan menggantungkan kapak itu di lehernya.
Ketika kaumnya kembali dan melihat keadaan kuil, mereka marah dan menuduh Nabi
Ibrahim sebagai pelakunya.
Mereka pun
membawa Nabi Ibrahim ke hadapan Raja Namrud dan menanyakan alasan beliau
menghancurkan berhala-berhala mereka. Nabi Ibrahim menjawab dengan bijak bahwa
berhala yang paling besar itulah yang menghancurkan berhala-berhala lainnya,
dan mereka bisa bertanya kepada berhalanya sendiri jika tidak percaya.
Kaumnya pun
sadar bahwa berhala-berhala itu tidak bisa bicara dan tidak bisa menjawab
pertanyaan mereka. Nabi Ibrahim kemudian mengajak mereka untuk menyembah Allah
SWT yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Namun, mereka tetap
keras kepala dan tidak mau mendengarkan dakwah Nabi Ibrahim.
Kisah Nabi Ibrahim Dibakar
Hidup-hidup
Karena merasa
terancam dengan dakwah Nabi Ibrahim, Raja Namrud memutuskan untuk membakar
beliau hidup-hidup sebagai hukuman. Beliau pun memerintahkan rakyatnya untuk
membuat api yang sangat besar dan memasukkan Nabi Ibrahim ke dalamnya dengan
menggunakan sebuah katapel.
Namun, Allah SWT
melindungi hamba-Nya yang saleh itu dengan menjadikan api itu menjadi dingin
dan damai bagi Nabi Ibrahim. Beliau pun selamat dari api neraka yang dibuat
oleh Raja Namrud. Ini adalah salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT
kepada Nabi Ibrahim.
Namun, atas izin
Allah SWT, api yang berkobar itu telah diperintahkan agar tidak dapat membakar
Nabi Ibrahim AS. Peristiwa ini termaktub dalam firman-Nya,
يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ
Artinya: Kami
(Allah) berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi
Ibrahim!" (QS Al-Anbiya: 69)
Menurut hadits
yang diriwayatkan oleh al-Hafid Abu Ya'la, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW
menceritakan bahwa ketika Nabi Ibrahim AS akan dilemparkan ketengah api yang
berkobar itu, ia berdoa sebagai berikut,
اللهُمَّ
أَنْتَ الْوَاحِدُ فِي السَّمَاءِ وَأَنَا الْوَاحِدُ فِي الْأَرْضِ لَيْسَ اَحَدٌ
يَعْبُدُكَ غَيْرِي حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلِ
Latin:
Allahumma antal wahidu fissama'i wa anal wahidu fil ardi laisa ahadun ya
'buduka gairī hasbiyallahu wa ni'mal wakil.
Artinya: Ya
Allah! Engkau Esa di langit dan aku sendirian di bumi. Tiada seorang pun yang
taat kepada-Mu selain aku. Bagiku cukuplah Allah sebaik-baik tempat berserah
diri.
Kisah Nabi Ibrahim Menghidupkan
Burung
Nabi Ibrahim
adalah seorang yang sangat taat kepada Allah SWT dan selalu ingin mengetahui
lebih banyak tentang kebesaran-Nya. Suatu hari, beliau memohon kepada Allah SWT
agar diperlihatkan bagaimana cara-Nya menghidupkan makhluk hidup yang telah
mati.
Allah SWT pun
memberikan perintah kepada Nabi Ibrahim untuk membunuh empat ekor burung dan
melumatkan tubuhnya serta mencampurkannya menjadi satu. Kemudian, beliau harus
membagi tubuh burung-burung itu menjadi empat bagian dan meletakkannya di atas
empat bukit yang terpisah.
Setelah itu,
Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk memanggil burung-burung itu dengan
nama-nama mereka. Maka, dengan izin Allah SWT, burung-burung itu kembali hidup
dan terbang menuju Nabi Ibrahim. Ini adalah bukti dari kekuasaan Allah SWT yang
maha hidup dan maha mati.
Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih
Putranya
Nabi Ibrahim
adalah seorang yang sangat sabar dan ikhlas dalam menjalani ujian dari Allah
SWT. Beliau dikaruniai seorang putra yang sangat soleh dan dicintainya, yaitu
Nabi Ismail. Namun, suatu malam, beliau bermimpi bahwa Allah SWT
memerintahkannya untuk menyembelih putranya itu sebagai kurban.
Nabi Ibrahim pun
menuruti perintah Allah SWT dan memberitahu putranya tentang mimpinya. Nabi
Ismail pun menyetujui keputusan ayahnya dan bersedia untuk dikorbankan demi
ridha Allah SWT. Mereka pun berangkat ke tempat penyembelihan dengan penuh
kesabaran dan keteguhan hati.
Namun, ketika
Nabi Ibrahim hendak menyembelih putranya, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail
dengan seekor domba yang besar. Ini adalah ujian yang sangat berat bagi Nabi
Ibrahim dan putranya, namun mereka berhasil melewatinya dengan baik. Allah SWT
pun memberikan pujian dan penghargaan kepada mereka berdua atas pengorbanan
mereka.
Kisah ini
diceritakan dalam Al-Qur’an dan menjadi ajaran Nabi Muhammad yaitu ibadah qurban
yang dilaksanakan pada bulan Djulhijjah.
No comments:
Post a Comment