Saturday, 1 March 2025

Sejarah / Tarikh / Kisah

 Kisah Nabi Muhammad dan Kisah Nabi Ibrahim


Oleh : Sihab



TARIKH ( SEJARAH ISLAM )

KISAH NABI MUHAMMAD DAN KISAH NABI IBRAHIM

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

Mohamad Sihabudin, M.Pd.

 

 

 

1.       PENGANTAR ILMU

Sejarah / kisah Nabi Adam sampai Nabi Muhammad sangat berkaitan bahkan selalu berkelanjutan, ini menunjukkan bahwa islam bukan ajaran yang datang tiba-tiba namun ajaran yang sudah ada sejak zaman Nabi Adam sampai Nabi Muhammad yang berkaitan sampai saat ini. Contohnya seperti ibadah sholat dan qurban  yang sudah ada sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad yang sampai saat ini masih berlaku untuk kita amalkan.

Dengan mengetahui sejarah islam maka banyak manfaat yang akan diperoleh, diantaranya dapat meningkatkan keimanan, menambah wawasan atau pengetahuan dan semakin yakin terhadap kebenaran untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Begitu juga bentuk kecintaan kita kepada Nabi Muhammad bisa dibuktikan dengan mengikuti langkahnya, bersholawat kepadanya dan membaca sejarah perjuangannya. Membaca sejarah para nabi dan rasul, khususnya Nabi Muhammad SAW memiliki banyak manfaat, di antaranya:

·         Meneladani sifat baik

·         Mengetahui akhlak Nabi

·         Memahami ajaran Islam

·         Menumbuhkan kecintaan kepada Nabi

·         Mengetahui peran Nabi dalam dakwah

·         Mengetahui perjuangan Nabi

·         Menjadi teladan bagi da'i

·         Meneguhkan hati umat Islam

 

2.       KISAH NABI MUHAMMAD

Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, sekitar tahun 570/571 M.

Nabi Muhammad SAW lahir dari pasangan Abdullah dan Aminah.

Nabi Muhammad SAW dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib.

Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya, Abu Thalib .

Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang jujur dan terpercaya, sehingga mendapat julukan "Al-Amin".

Nabi Muhammad SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwailid.

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama pada usia 40 tahun.

Nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya dari lingkungan terdekat dengan cara bersembunyi-sembunyi kemudian dilanjutkan dengan cara terang-terangan.

Nabi Muhammad SAW wafat pada usia 63 tahun.

Nabi Muhammad SAW merupakan rahmat bagi seluruh alam dan membawa cahaya petunjuk bagi yang berada dalam kegelapan. Kita sebagai umatnya, memiliki tanggung jawab untuk mengikuti jejak dan mengamalkan ajaran-ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari.

 

Allah SWT memberikan mukjizat luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW, yang tidak hanya menunjukkan kebesaran Allah, tetapi juga mendukung kebenaran ajaran Islam. Salah satu mukjizat yang paling terkenal adalah peristiwa pembelahan bulan, yang terjadi ketika kaum Quraisy menantang Nabi untuk menunjukkan bukti kenabiannya. Selain itu, mukjizat lain seperti air yang mengalir dari jari-jari Nabi dan makanan yang melimpah meskipun jumlahnya sedikit, semakin memperkuat keimanan para pengikutnya.

 

Wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Pada bulan Shafar tahun 11 Hijriah, Nabi Muhammad SAW mulai jatuh sakit. Beliau menderita demam tinggi selama beberapa hari hingga akhirnya berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun di pangkuan istrinya, Aisyah. Rasulullah wafat pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal, hari yang sama dengan kelahirannya. Kewafatan beliau merupakan duka yang mendalam bagi seluruh umat Islam, namun ajaran dan teladannya terus hidup hingga kini.

 

Kisah Pengemis Buta Yang Menghina Nabi Muhammad

Ada seorang pengemis buta di sudut pasar Madinah. Pengemis Yahudi tersebut merasa jijik dan muak bila mendengar orang menyebut nama Muhammad. Bahkan, ia menuduh Nabi Muhammad sebagai tukang sihir dan pembohong besar. Pengemis itu sering berkata bahwa siapa pun mesti mewaspadai sosok bernama Muhammad.

Rasulullah SAW sama sekali tak membenci dan dendam kepadanya. Beliau hanya tersenyum dan selalu bersikap lembut terhadapnya. Nabi juga rela meluangkan waktu setiap pagi untuk menyuapkan makanan kepada pengemis buta tersebut.

Kebiasaan tersebut terus berlanjut dan si pengemis itu tidak tahu bahwa yang menyuapinya makanan setiap hari ialah Nabi Muhammad, orang yang ia benci.

Setelah Rasulullah wafat, tak ada yang datang menyuapkan makanan kepada si pengemis buta tersebut. Selang beberapa waktu, Abu Bakar bin Shiddiq menggantikan kebiasaan Nabi tersebut. berkat informasi yang diberikan oleh Aisyah RA.

Sesampainya di sana, Abu Bakar ditegur oleh si pengemis tersebut, "Siapakah Engkau?". Abu Bakar menjawab, "Aku orang yang biasa".

Pengemis itu berkata lagi, "Bukan. Pasti engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Apabila ia datang, tak usah tangan ini memegang dan tak usah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku. Dan, ia terlebih dahulu dihaluskan makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku".

Mendengar ucapan si pengemis, Abu Bakar menangis dan berkata, "Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku merupakan salah satu sahabatnya. Orang yang biasa menyuapi mu itu telah tiada. Ia adalah Nabi Muhammad, Rasulullah SAW".

Seketika, si pengemis pun menangis mendengar penjelasan dari Abu Bakar. Dan ia berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikit pun, ia mendatangiku dengan membawa makanan tiap pagi, ia begitu mulia".
Kemudian pengemis yang membenci Nabi itu bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA.

 

Kisah – kisah Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan tauhid dan mengajak manusia untuk menyembah Allah semata. Beliau dilahirkan di Babylonia, sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Namrud yang sombong dan mengaku sebagai tuhan. Nabi Ibrahim memiliki banyak kisah yang menarik dan menginspirasi, di antaranya adalah:

 

Kisah Nabi Ibrahim Menolak Menyembah Berhala

Sejak kecil, Nabi Ibrahim sudah memiliki pemikiran yang cerdas dan kritis. Beliau tidak percaya dengan berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya, termasuk ayahnya sendiri yang merupakan pembuat patung berhala. Beliau merasa bahwa berhala-berhala itu tidak memiliki kekuatan dan tidak layak disembah.

Suatu hari, ketika kaumnya sedang pergi ke pesta, Nabi Ibrahim memanfaatkan kesempatan itu untuk menghancurkan semua berhala di kuil dengan sebuah kapak. Beliau hanya menyisakan berhala yang paling besar dan menggantungkan kapak itu di lehernya. Ketika kaumnya kembali dan melihat keadaan kuil, mereka marah dan menuduh Nabi Ibrahim sebagai pelakunya.

Mereka pun membawa Nabi Ibrahim ke hadapan Raja Namrud dan menanyakan alasan beliau menghancurkan berhala-berhala mereka. Nabi Ibrahim menjawab dengan bijak bahwa berhala yang paling besar itulah yang menghancurkan berhala-berhala lainnya, dan mereka bisa bertanya kepada berhalanya sendiri jika tidak percaya.

Kaumnya pun sadar bahwa berhala-berhala itu tidak bisa bicara dan tidak bisa menjawab pertanyaan mereka. Nabi Ibrahim kemudian mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Namun, mereka tetap keras kepala dan tidak mau mendengarkan dakwah Nabi Ibrahim.

 

Kisah Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup

Karena merasa terancam dengan dakwah Nabi Ibrahim, Raja Namrud memutuskan untuk membakar beliau hidup-hidup sebagai hukuman. Beliau pun memerintahkan rakyatnya untuk membuat api yang sangat besar dan memasukkan Nabi Ibrahim ke dalamnya dengan menggunakan sebuah katapel.

Namun, Allah SWT melindungi hamba-Nya yang saleh itu dengan menjadikan api itu menjadi dingin dan damai bagi Nabi Ibrahim. Beliau pun selamat dari api neraka yang dibuat oleh Raja Namrud. Ini adalah salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim.

Namun, atas izin Allah SWT, api yang berkobar itu telah diperintahkan agar tidak dapat membakar Nabi Ibrahim AS. Peristiwa ini termaktub dalam firman-Nya,

 يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ

Artinya: Kami (Allah) berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim!" (QS Al-Anbiya: 69)

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh al-Hafid Abu Ya'la, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW menceritakan bahwa ketika Nabi Ibrahim AS akan dilemparkan ketengah api yang berkobar itu, ia berdoa sebagai berikut,


اللهُمَّ أَنْتَ الْوَاحِدُ فِي السَّمَاءِ وَأَنَا الْوَاحِدُ فِي الْأَرْضِ لَيْسَ اَحَدٌ يَعْبُدُكَ غَيْرِي حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلِ

Latin: Allahumma antal wahidu fissama'i wa anal wahidu fil ardi laisa ahadun ya 'buduka gairī hasbiyallahu wa ni'mal wakil.

Artinya: Ya Allah! Engkau Esa di langit dan aku sendirian di bumi. Tiada seorang pun yang taat kepada-Mu selain aku. Bagiku cukuplah Allah sebaik-baik tempat berserah diri.

 

Kisah Nabi Ibrahim Menghidupkan Burung

Nabi Ibrahim adalah seorang yang sangat taat kepada Allah SWT dan selalu ingin mengetahui lebih banyak tentang kebesaran-Nya. Suatu hari, beliau memohon kepada Allah SWT agar diperlihatkan bagaimana cara-Nya menghidupkan makhluk hidup yang telah mati.

Allah SWT pun memberikan perintah kepada Nabi Ibrahim untuk membunuh empat ekor burung dan melumatkan tubuhnya serta mencampurkannya menjadi satu. Kemudian, beliau harus membagi tubuh burung-burung itu menjadi empat bagian dan meletakkannya di atas empat bukit yang terpisah.

Setelah itu, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk memanggil burung-burung itu dengan nama-nama mereka. Maka, dengan izin Allah SWT, burung-burung itu kembali hidup dan terbang menuju Nabi Ibrahim. Ini adalah bukti dari kekuasaan Allah SWT yang maha hidup dan maha mati.

 

Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Putranya

Nabi Ibrahim adalah seorang yang sangat sabar dan ikhlas dalam menjalani ujian dari Allah SWT. Beliau dikaruniai seorang putra yang sangat soleh dan dicintainya, yaitu Nabi Ismail. Namun, suatu malam, beliau bermimpi bahwa Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih putranya itu sebagai kurban.

Nabi Ibrahim pun menuruti perintah Allah SWT dan memberitahu putranya tentang mimpinya. Nabi Ismail pun menyetujui keputusan ayahnya dan bersedia untuk dikorbankan demi ridha Allah SWT. Mereka pun berangkat ke tempat penyembelihan dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati.

Namun, ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih putranya, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba yang besar. Ini adalah ujian yang sangat berat bagi Nabi Ibrahim dan putranya, namun mereka berhasil melewatinya dengan baik. Allah SWT pun memberikan pujian dan penghargaan kepada mereka berdua atas pengorbanan mereka.

 

Kisah ini diceritakan dalam Al-Qur’an dan menjadi ajaran Nabi Muhammad yaitu ibadah qurban yang dilaksanakan pada bulan Djulhijjah.


 

 

 

No comments:

Post a Comment